Analisis Pemanfaatan Aset Gedung dan Bangunan dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Keerom
Abstrak
Abstract
The asset value of Keerom district government buildings at the end of 2022 reached IDR 863,134,884,833.13 but only contributed an average of IDR 21,746,228,439.39 to the 2018-2022 APBD. The contribution of building asset wealth only contributes an average of IDR 168,756,200.00 (0.78%) to the original local government revenue (PAD) or only 0.02% to the local government budget (APBD) of Keerom district. This research, aimed at analyzing the use of building assets in increasing PAD, has the potential to significantly impact the local revenue of Keerom district in 2018-2022. The research, meticulously designed using quantitative descriptive methods, tabulation, and graphic techniques and equipped with correlation tests, is important. Research data was obtained from the BPKAD Keerom district and BPK RI Jayapura Representative, and the results provide valuable insights into the current state of building asset utilization in the Keerom district. The research results show that the form of utilization of building assets in the Keerom district is rental, namely renting the Arso branch of the Bank Papua office and renting the Pramuka Building for sports, arts, socialization, seminars, traditional events, weddings, etc. Meanwhile, the Aividjan market lacks visitors because the location is not strategic. Most building assets are used as community service facilities such as hospitals, health centers, schools, etc. The contribution of building asset utilization to PAD is still meager. The largest contribution from using building assets to PAD occurred in 2022, IDR 204,750,000.00 (0.99%), while the lowest contribution occurred in 2021, IDR 112,100,000.00 (0.50%). The correlation test produces a coefficient of -0.234, indicating a weak relationship between the value of building assets and PAD, and a negative sign means that if the value of building assets increases, PAD will decrease or vice versa.
Keywords: Building Assets; Locally Generated Revenue
Abstrak
Nilai aset gedung dan bangunan pemerintah kabupaten Keerom di akhir tahun 2022 mencapai Rp 863.134.884.833,13, tetapi hanya menyumbang rata-rata Rp 21.746.228.439,39 terhadap APBD 2018-2022. Kontribusi kekayaan aset gedung dan bangunan hanya menyumbang rata-rata Rp 168.756.200,00 (0,78%) terhadap PAD atau hanya 0,02% terhadap APBD kabupaten Keerom. Berdasarkan fenomena tersebut, maka dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk menganalisis pemanfaatan aset gedung dan bangunan dalam meningkatkan PAD serta kontribusi pemanfaatan aset gedung dan bangunan tehadap PAD di kabupaten Keerom tahun 2018-2022. Penelitian dirancang menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik tabulasi dan grafik, dan dilengkapi uji korelasi. Data penelitian diperoleh dari BPKAD kabupaten Keerom dan BPK RI Perwakilan Jayapura. Hasil penelitian menunjukkan bentuk pemanfaatan aset gedung dan bangunan di kabupaten Keerom adalah sewa, yaitu sewa kantor Bank Papua cabang Arso dan sewa Gedung Pramuka untuk kegiatan olahraga, seni, sosialisasi, seminar, acara adat, pernikahan, dan lain-lain. Sementara untuk pasar Aividjan kurang pengunjung karena lokasi yang tidak strategis. Sebagian besar aset gedung dan bangunan dimanfaatkan sebagai fasilitas layanan masyarakat seperti rumah sakit, puskesmas, sekolah dan lain sebagainya. Kontribusi pemanfaatan aset gedung dan bangunan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) masih sangat rendah. Kontribusi terbesar pemanfaatan aset gedung dan bangunan terhadap PAD terjadi pada tahun 2022 yaitu Rp 204.750.000,00, (0,99%) sedangkan kontribusi terendah terjadi pada tahun 2021 yaitu Rp 112.100.000,00 (0,50%). Uji korelasi menghasilkan koefisien -0,234, menunjukkan tingkat hubungan yang lemah antara nilai aset gedung dan bangunan dengan PAD, dan tanda negatif berarti jika nilai aset gedung dan bangunan meningkat maka PAD akan menurun atau sebaliknya.
Kata kunci: Aset Gedung dan Bangunan; Pendapatan Asli Daerah