Jenis-jenis Ikan Padang Lamun di Perairan Misool Selatan Raja Ampat

Authors

  • Caprio Dos Santus Program Studi Ilmu Kelautan, Jurusan Ilmu Kelautan, FPIK, Universitas Papua
  • Hendrik V. Ayhuan Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Papua
  • Ridwan Sala Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Papua
  • Duaitd Kolibongso Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Papua
  • Suhaemi Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Papua
  • Frida A. Loinenak Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Papua

DOI:

https://doi.org/10.31957/acr.v8i1.4688

Keywords:

komposisi,, kelimpahan,, keanekaragaman, , keseragaman, , dominansi

Abstract

Padang lamun merupakan habitat beberapa komunitas ikan pada masa juvenil dan atau dewasa, secara tetap, musiman dan tidak tetap. Potensi dan kondisi komunitas ikan lamun dapat mengalami gangguan dan ancaman seperti predator asing, kerusakan habitat, dan perubahan kualitas perairan maupun akibat aktivitas manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis ikan padang lamun dengan kaitan aspek ekologinya di perairan Misool Selatan Raja Ampat khususnya perairan Pulau Calpop, Pulau Kabalanbatan, dan Pulau Yefba. Metode pengambilan sampel ikan menggunakan jaring puri yang diseret pada lintasan pengambilan sampel sejauh 90 m dan dibagi menjadi tiga kali pengambilan, serta arah tarikan sejajar garis pantai dan berlawanan dengan arah arus. Pengukuran kualitas perairan dilakukan pada setiap titik lokasi pengambilan sampel ikan, meliputi suhu, salinitas, pH dan DO. Data dianalisis untuk menentukan komposisi dan kelimpahan jenis, keanekaragaman, keseragaman dan dominansi jenis. Untuk melihat hubungan antara paramater kualitas perairan dengan kelimpahan ikan digunakan uji korelasi Pearson. Hasil menunjukan sebanyak 2.759 ekor ikan yang tertangkap yang terdiri dari 18 genus dan 21 jenis, dengan kelimpahan tertinggi adalah jenis P. lineatus sebesar 40.802 ind/ha. Perairan Pulau Calpop, Pulau Kabalanbatan dan Pulau Yefba memiliki indeks keanekaragaman jenis berada pada kategori rendah. Perairan Pulau Calpop dan Pulau Kabalanbatan masuk dalam kategori kondisi tertekan, sedangkan perairan Pulau Yefba berada dalam kondisi labil. Terdapat spesies yang mendominansi di perairan Pulau Calpop dan Pulau Kabalanbatan, sedangkan Pulau Yefba tidak terdapat spesies yang mendominansi. Hasil korelasi pearson salinitas memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap kelimpahan ikan, sedangkan suhu, pH dan DO tidak memberikan pengaruh yang kuat terhadap kelimpahan ikan.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Caprio Dos Santus, Program Studi Ilmu Kelautan, Jurusan Ilmu Kelautan, FPIK, Universitas Papua

Program Studi Ilmu Kelautan, Jurusan Ilmu Kelautan, FPIK, Universitas Papua. Jl. Gunung Salju Amban. Manokwari. Papua Barat. 98314.

Hendrik V. Ayhuan, Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Papua

Program Studi Ilmu Kelautan, Jurusan Ilmu Kelautan, FPIK, Universitas Papua. Jl. Gunung Salju Amban. Manokwari. Papua Barat. 98314.

Ridwan Sala, Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Papua

Program Studi Ilmu Kelautan, Jurusan Ilmu Kelautan, FPIK, Universitas Papua. Jl. Gunung Salju Amban. Manokwari. Papua Barat. 98314.

Duaitd Kolibongso, Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Papua

Program Studi Ilmu Kelautan, Jurusan Ilmu Kelautan, FPIK, Universitas Papua. Jl. Gunung Salju Amban. Manokwari. Papua Barat. 98314.

Suhaemi, Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Papua

Program Studi Ilmu Kelautan, Jurusan Ilmu Kelautan, FPIK, Universitas Papua. Jl. Gunung Salju Amban. Manokwari. Papua Barat. 98314.

Frida A. Loinenak, Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Papua

Program Studi Ilmu Kelautan, Jurusan Ilmu Kelautan, FPIK, Universitas Papua. Jl. Gunung Salju Amban. Manokwari. Papua Barat. 98314.

References

Ali, M., Saad, A, & Soliman, A. 2015. Expansion confirmation of the indo-pacific catfish, Plotosus lineatus (Thunberg, 1787), (Siluriformes: Plotosidae) into Syrian marine waters. American Journal of Biology and Life Sciences. 3(1). hh. 7–11.

Arizuna, M., Suprapto, D, & Muskanonfola, M.R. 2014. Kandungan nitrat dan fosfat dalam air pori sedimen di sungai dan muara sungai Wedung Demak. MAQUARES. Aquatic Resources Study Program. Diponegoro University. 3(1). hh. 7-16. https://doi.org/10.14710/marj.v3i1.4281.

Cahya, C.N., Setyohadi, D, & Surinati, D. 2016. Pengaruh parameter oseanografi terhadap distribusi ikan. Oseana. 41(4). hh. 1–14.

Fahruddin, M., Abdurachman, M.H, Suriyadin, A, Murtawan, H, Ilyas, A.P, & Huda, M.A. 2023. Komposisi famili ikan di ekosistem lamun perairan pesisir Bahoi Kecamatan Likupang Barat Sulawesi Utara. ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua. 6(1). hh. 70–75. https://doi.org/10.31957/acr.v6i1.3020.

Faiqoh, E., Wiyanto, D.B, & Astrawan, I.G.B. 2017. Peranan padang lamun selatan Bali sebagai pendukung kelimpahan ikan di Perairan Bali. Journal of Marine and Aquatic Science. 3(1). hh. 10-18. https://doi.org/10.24843/jmas.2017.v3.i01.10-18.

Published

2025-05-30