POTENSI DAN PEMANFAATAN (Pandanus tectorius Parkinson.) SEBAGAI BUSANA TRADISIONAL DI KABUPATEN NABIRE PROVINSI PAPUA

Authors

  • Eduard K Raunsay Jurusan PEndidikan Biologi FKIP Universitas Cenderawasih Jayapura
  • Ervina Elewyaan Sekolah Menengah Atas Yayasan Pendidikan Bethel Indonesia Samabusa Nebire

DOI:

https://doi.org/10.31957/.v1i1.505

Abstract

Pandan-pandanan merupakan kelompok tumbuhan monokotil yang masuk dalam famili Pandanaceae dan tumbuhan tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat Papua. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pemanfaatan pandan-pandanan oleh masyarakat Papua di Kepulauan Yapen, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Lanijaya, dan Kabupaten Jayawijaya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik wawancara, observasi, dan studi pustaka.Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna serat P. tectorius Parkinson sebagai asesoris busana tradisional masih terbatas pada kalangan pendidikan sebagai mata pelajaran Muatan Lokal. Selanjutnya pemanfaatan (P. tectorius Parkinson.) tersebut masih digunakan sebagai asesoris busana tradisional dan kemudian digunakan pada berbagai lomba, yospan, penjemputan pejabat dan berbagai acara penting lainnya. Mengingat potensi berbagai bagian tumbuhan (P. tectorius Parkinson.) yang sangat besar maka perlu adanya pemanfaatan yang berkelanjutan untuk menghasilkan berbagai macam prodak yang kemudian dapat dipublikasi sebagai aset daerah, terutama sebagai aset budaya.

Kata kunci: Potensi dan Manfaat, Pandanus tectorius, Nabire

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Eduard K Raunsay, Jurusan PEndidikan Biologi FKIP Universitas Cenderawasih Jayapura

Jurusan PEndidikan Biologi FKIP Universitas Cenderawasih Jayapura

Ervina Elewyaan, Sekolah Menengah Atas Yayasan Pendidikan Bethel Indonesia Samabusa Nebire

Sekolah Menengah Atas Yayasan Pendidikan Bethel Indonesia Samabusa Nebire

References

BAPPENAS 2003. BAPPENAS. 2003. Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia 2003-2020. Badan Perencanaan Nasional, Jakarta.

[CI] (1999). Consevation International. 1999. Lokakarya Penentuan Prioritas Konservasi Hayati Irian Jaya. Laporan Akhir. Konservation International.

Callmander MW, Booth TJ, Beentje H dan Buerki S. 2013. Update on the systematic of Benstonea (Pandanaceae): when a vionary taxonomist foresees phylogenetic relationships. Phytotaxa 112:57-60. http://dx.doi.org/10.11646/phytotaxa.112.2.4

Englberger L, Aalbersber W, Fitzreral MH, Mark GC, dan Chand K. 2003. Provitamin A Carotenoid Content of Different Cultivar of Edible Pandanus

Fruit. J. of Food Composition and Analysis 16:237-247. http: //www. oceanmedicine. org/ documents/ englberger_provitamin_carotenoid. pdf

Hyndman DC. 1984. Ethnobotany of Wopkaimin Pandanus: Significant Papua New Guinea Plant Resource. Economic Botany 38 (3): 287-303.

Miller CD, Murai M, dan Pen F. 1956. The Use of Pandanus Fruit as Food in Micronesia. Pasific Science 10:3-16. http:// scholarspace. manoa. hawaii. edu/ bitstream/ handle/ 10125/8178/v10n1-3-16?sequence=1

Neuman 2003). Neuman WL. 2003. Social Research Methods Qualitative and Quantitative Approaches (5th.eds). Allyn and Bacon. USA. pp. 584.

Powell, J. M. 1976. Ethnobotany. Dalam: Paijman, K. (ed). New Guinea Vegetation Australian National Univ. Press, Canberra. 106-183 hlm.

Stone BC. 1982. New Guinea Pandanaceae: First approach to ecology and biogeography. Dalam: Gressit, J.L (ed). Biogeography and ecology of New

Guinea. Dr. W. Junk Publisher, The Hague. Monographiae Biologicae42:

-436.

Zebua 2014. Pemanfaatan Pandan-pandanan (Pandanaceae) oleh Masyarakat Papua. Jurnal Novea Guinea. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Uncen. Jayapura. Vol 6 No 1. 52 -63.

Downloads

Published

2018-10-01

Issue

Section

Articles