Peta Batimetri Perairan Situ Gede, Cilala dan Salabenda di Kabupaten Bogor

Authors

  • Grin Tommy Panggabean Universitas Tanjungpura
  • Dwi Yuni Wulandari IPB University
  • Reza Zulmi IPB University
  • Goran Sulaiman IPB University

DOI:

https://doi.org/10.31957/acr.v8i2.5054

Keywords:

Batimetri, Kriging, Situ, Gede, Salabenda, Cilala

Abstract

Keberadaan situ memiliki peran ekologis dan hidrologis yang penting, di antaranya sebagai penyimpan air hujan, pengendali banjir lokal, sumber air untuk irigasi, habitat biota air tawar, serta penunjang keanekaragaman hayati. Batimetri merupakan ilmu yang mempelajari topografi dasar perairan, baik perairan laut maupun perairan darat seperti danau, waduk, dan sungai. Dalam konteks perairan darat di Indonesia terkhusus di perairan situ di Kabupaten Bogor belum banyak yang memuat informasi peta batimetri situ. Studi batimetri ini memiliki peran penting untuk memahami bentuk dasar perairan, volume air, serta distribusi kedalaman yang memengaruhi sirkulasi air, sebaran organisme, dan proses ekologis lainnya. Teknik interpolasi menggunakan metode Kriging pada ArcGIS 10.8, diperoleh gambaran kontur kedalaman yang jelas, dengan distribusi titik pengukuran yang berbeda pada tiap situ, yaitu 377 titik di Situ Cilala, 1032 titik di Situ Gede, dan 107 titik di Situ Salabenda. Situ Cilala memiliki luas perairan terbesar (108.697,56 m²) dengan kedalaman maksimum ±5 meter, terutama pada bagian utara dan tengah situ. Situ Gede, dengan luas 59.222,20 m², memiliki kedalaman maksimum ±2 meter yang terkonsentrasi di bagian tengah. Kedangkalan pada bagian selatan (kurang dari 1 meter). Sementara itu, Situ Salabenda memiliki luas terkecil (32.291,00 m²) dengan kedalaman maksimum ±4 meter di tengah danau. Secara umum, pola kedalaman ketiga situ memperlihatkan bahwa zona terdalam cenderung berada di tengah atau utara perairan, sedangkan zona dangkal berada di bagian selatan.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Grin Tommy Panggabean, Universitas Tanjungpura

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura

Dwi Yuni Wulandari, IPB University

Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University

Reza Zulmi, IPB University

Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University

Goran Sulaiman, IPB University

Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University

Published

2025-11-11