Kearifan Lokal Ongko dalam Pengelolaan Sumberdaya Pesisir di Kabupaten Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan
DOI:
https://doi.org/10.31957/jeb.v13i2.4792Keywords:
Local Wisdom, Ongko, Management, Coastal resources, Selayar RegencyAbstract
Secara bahasa, ongko bermakna taro-taro (simpanan) atau klaim kepemilikan atas sesuatu (sumberdaya). Ongko juga biasa disebut dengan pakkorong-korongang, suatu istilah yang bermakna bahwa dengan ongko yang eksis dan sustain, maka asap dapur bisa mengepul. Kearifan lokal ongko merupakan suatu pengetahuan pengelolaan sumberdaya alam berbasis kekerabatan yang secara turun temurun telah digunakan oleh masyarakat pesisir Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanakan di enam kecamatan daratan Kepulauan Selayar. Penelitian ini menggunakan data hasil studi literatur, wawancara, dan observasi. Sedangkan sifat penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan memberikan gambaran secara rinci dan jelas tentang permasalahan yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal ongko masih dipraktekkan oleh masyarakat pesisir Kepulauan Selayar serta memiliki persyaratan-persyaratan untuk bisa memenuhi pengelolaan sumberdaya pesisir yang berkelanjutan. Hanya saja untuk memaksimalkan upaya pemenuhan tersebut, perlu dilakukan serangkaian langkah, antara lain: memberikan penguatan agar ongko yang merupakan klaim perseorangan ataupun kelompok kekerabatan terbatas, ditingkatkan menjadi klaim pengelolaan bersama serta memperkuat kelembagaan pengelola ongko sehingga ada pengaturan waktu penangkapan dan penggunaan alat tangkap.
Downloads
References
Abdurrahim, A.Y., Wahyono, A., Sudiyono, & Arief, A.A. (2015). Data dasar aspek sosial terumbu karang dan ekosistem terkait di Kabupaten Kepulauan Selayar. Coremap CTI Pusat Penelitian Oseanografi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Adhuri, D. S. (2005). Menjual laut, mengail kekuasaan: studi mengenai konflik hak ulayat laut di Kepulauan Kei, Maluku Tenggara. (Selling the sea fishing for power: A study on conflict over marine tenure in Kei Islands, Southeastern Maluku). Masyarakat Indonesia, 21(1), 127-150.
Azwar, A. (2007). Pengelolaan Sumber Daya Laut Berbasis Masyarakat Di Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate Kabupaten Selayar (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
Badan Pusat Statistik. 2024. Kabupaten Kepulauan Selayar Dalam Angka 2024. Selayar: BPS.
Budiati, L. (2012). Good Governance Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Bogor: Ghalia Indonesia.
Dinas Perikanan Kabupaten Kepulauan Selayar. 2024a. Data Armada Dan Alat Tangkap Tahun 2023. Benteng Selayar.
Dinas Perikanan Kabupaten Kepulauan Selayar. 2024b. Data Produksi Perikanan Tahun 2023 . Benteng Selayar.
Jayakusuma, Z., Lestari, M. M., & Rasudin, N. (2023). Kearifan Lokal Masyarakat Pesisir Pantai yang Berpotensi Blue Economy dalam Rangka Pencapaian Sustainable Development Goals di Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis. Riau Law Journal, 7(1), 114-134.
Lestari, S., & Suarja, Z. A. (2023). Blue Ekonomi: Dampak Perencanaan Anggaran Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan. Journal Of Economic Science (JECS), 9(1), 27-38.
Linarwati, M., Fathoni, A., & Minarsih, M. M. (2016). Studi deskriptif pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia serta penggunaan metode behavioral event interview dalam merekrut karyawan baru di bank mega cabang kudus. Journal of management, 2(2).
Poerwandari, E.K. (2007). Pendekatan Kualitatif dalam penelitian Psikologi. Jakarta: LPSP3
Risnawati. (2016). Perilaku Menyimpang Ilegal Fishing. Jurnal Equilibrium Pendidikan Sosiologi 4:38–47.
Satria, A. (2009). Ekologi Politik Nelayan. LKIS Pelangi Aksara.
Satria, A. (2015). Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Thamrin, H. (2013). Kearifan lokal dalam pelestarian lingkungan (the lokal wisdom in environmental sustainable). Kutubkhanah, 16(1), 46-59.