EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA SERO (SET NET) BUDAYA MASYARAKAT KOKAS FAKFAK PAPUA BARAT

Penulis

  • Chandra Sri Ubayanti SMA Negeri 1 Fakfak
  • Happy Lumbantobing Universitas Cenderawasih
  • Mayor M H Manurung Universitas Cenderawasih

Abstrak

Penguasaan matematika siswa di Papua Barat di bandingkan dengan siswa dari provinsi lain masih jauh tertinggal. Diperlukan berbagai upaya pendekatan pembelajaran matematika untuk memacu peningkatan penguasaan matematika siswa mengingat penguasaan matematika penting dalam kehidupan siswa. Salah satu cara untuk mengatasi kesulitan siswa belajar matematika adalah melakukan integrasi budaya (etnomatematika) ke dalam kurikulum matematika formal. Sebagai langkah awal perlu dilakukan suatu eksplorasi konsep-konsep matematika yang tersirat dalam suatu budaya untuk kemudian dikaitkan dengan topik-topik pembelajaran yang relevan. Sero (set net) termasuk alat penangkap ikan jenis perangkap (traps) yang ditanam di dasar laut. Di Kampung Sisir Distrik Kokas Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat, sero yang dikembangkan secara tradisional, secara turun temurun, memiliki ukuran yang cukup besar dan simetris. Hal ini menjadi sebuah fenomena matematika yang menginspirasi untuk dijadikan sebagai sumber belajar berbasis budaya lokal.   Untuk mengetahui konsep-konsep matematika yang tersirat pada sero Kokas Fakfak agar nantinya dapat dikaitkan/dintegrasikan dalam pembelajaran sesuai kurikulum diperlukan studi kualitatf-etnografi terhadap sero Kokas Fakfak. Data penelitian selain diperoleh melalui wawancara dengan informan, juga melalui kajian literatur, pencatatan lapangan dan dokumentasi selama observasi terhadap aktivitas etnomatematika nelayan dalam pembuatan sero Kokas Fakfak. Informan utama pada studi etnografi sero Kokas Fakfak adalah seorang nelayan yang merupakan penduduk asli dari Desa Sisir di Distrik Kokas dan ahli membuat serta faham tentang sero. Fokus aktivitas nelayan yang diamati adalah: menghitung/membilang, mengukur, merancang bangun sero, menetapkan lokasi, dan menjelaskan. Untuk mendapatkan data yang valid, digunakan triangulasi sumber untuk kemudian dilakukan analisis domain dan analisis taksonomi. Berdasarkan hasil analisis taksonomi terhadap aktivitas etnomatematika nelayan selama pembuatan sero Kokas Fakfak, diperoleh bahwa aktivitas mengukur lebar antara lajur anyaman sero dan penggunaan satuan pengukuran sero terkait dengan topik Bilangan di SD.  Sedangkan aktivitas merancang bangun sero dan penentuan lokasi sero terkait dengan topik Geometri di SD dan SMP. Selain itu kaitan ide-ide matematika yang diangkat dari budaya dengan sumber belajar, setidaknya memiliki dua karakteristik, yaitu dapat dijadikan sebagai strategi pemecahan masalah, dan konteks materi pelajaran. Terkait sero Kokas Fakfak,  strategi pemecahan masalah  pada aktivitas mengukur lebar antara lajur anyaman sero dan merancang bangun sero dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Sedangkan konteks penggunaan satuan pengukuran, penentuan bambu sebagai bahan baku, dan penentuan lokasi sero, serta merancang bangun sero juga dapat dijadikan sumber belajar berbasis budaya lokal.

Kata Kunci:  Budaya, etnomatematika, Sero Kokas Fakfak

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Bishop, A. J. 1994. Cultural conflicts in mathematics education: Developing a research agenda. For the learning of mathematics, 15-18. (Online), (http://www.jstor.org/stable/40248109), diakses 16 Mei 2015.

D’Ambrosio, Ubiratan. 2001. Ethnomathematics: Link Between Traditions and Modernity. Roterdam/Taipei: Sense Publishers.

Danoebroto, Sri Wulandari. 2013. Tinjauan Sosial Budaya Terhadap Aspek Afektif Hasil TIMSS Korea dan Indonesia. Buletin Limas Edisi Nomor 31 September 2013. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.

Matang. Rex . 2002. The Role of Ethnomathematics in Mathematics Education in Papua New Guinea: Implications for mathematics curriculum. Directions: Journal of Educational Studies Vol 24 (1) June 2002

National Geographic. 2013. Panjang garis pantai Indonesia Capai 99000 Kilometer. (Online). (http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/ terbaru-panjang-garis-pantai-indonesia-capai-99000-kilometer), diakes 18 Desember 2013.

Sinaga, B. T. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM-B3).Medan: Universitas medan.

Sumardyono. 2004. Karakteristik Matematika dan Implikasinya dalam Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Dikdasmen Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika.

Supriadi. 2010. Pembelajaran Etnomatematika dengan Media Lidi dalam Operasi Perkalian Matematika untuk Meningkatkan Karakter Kreatif dan Cinta Budaya Lokal Mahasiswa PGSD. Jurnal Seminar Nasional STKIP Siliwangi. Serang: Sekolah Pascasarjana UPI.

Tandililing, Edy. 2013. Pengembangan Pembelajaran Matematika Sekolah Dengan Pendekatan Etnomatematika Berbasis Budaya Lokal Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika Di Sekolah. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.

Tandililing, Fitriana. 2012. Etnomatematika Toraja (Eksplorasi Geometris Budaya Toraja). Universitas Negeri Surabaya. Tesis.

Walle, J. A. 2007. Pengembangan Pengajaran Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Edisi Keenam Volume 1. (G. Sagara, L. Simarmata, Eds., dan Suyono, Trans.) Jakarta: Erlangga.

Diterbitkan

2018-05-22

Terbitan

Bagian

Articles