Skrining Golongan Senyawa Kimia dan Pengujian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ubijalar (Ipomoea batatas (L.)Lam.) Varietas Lokal di Distrik Skanto Kabupaten Keerom Provinsi Papua

Authors

  • Yuliana H. Rumsarwir Balai Penelitian Teknologi Pertanian PAPUA
  • Linus Y. Chrystomo FMIPA Universitas Cenderawasih
  • Maklon Warpur Universitas Cenderawasih

DOI:

https://doi.org/10.31957/jbp.1056

Abstract

Sweet potato (Ipomoea batatas) is native plant comes from the American continent. It began to spread throughout the world, especially in the tropical countries in the 16th century. Papua Province is one of the regions with the largest area of harvested sweetpotato in Indonesia, therefore there is a high chance to develop food independence in Papua. Because of the Papuan people are accustomed consuming non-rice food. The study was conducted in the Biology Laboratory and the Pharmacy laboratory of MIPA Faculty Cenderawasih University and also the supporting Laboratory of The Papua Agricultural Research and Development Center (Balitbangtan). The purpose of  this research is to test the quality of flour of Keerom sweet potato varieties. Method for flour of sweet potato quality testing were using phytochemical screening  to determine the chemical compound group and using antioxidant test with the DPPH (1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) method.  The results of the description of the Skanto District Keerom sweet potatoes in the field  were three (3) local varieties including Weayuken (purple sweet potato), Musanaken (yellow sweet potato) and Hiho (white sweet potato). The result of phytochemical  screening show that the purple sweet potato variety has more chemical compounds consist of tannins, quinones, flavonoids, terpenoids and alkaloids compared to white sweet potato consist of alkaloids only and yellow sweet potato consist of tannins, flavonoids, terpenoids and alkaloids. The result of antioxidant activity tests to flour extract ethanol  has IC50values of 299.82 ppm (purple sweet potato), 301.18 (yellow sweet potato), 1027.98 ppm (white sweet potato) respectively. So can be conclude that the purple sweet potato variety is the best. It was suggested for further research to isolate bioactive compounds and test antioxidants to other varieties in other centers areas of sweetpotato culture which have potential to develop for food, supplement and tradisional drugs.

Key words: Sweet potato; local varieties; flour quality; phytochemical screening; antioxidant test

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Yuliana H. Rumsarwir, Balai Penelitian Teknologi Pertanian PAPUA

Balai Penelitian Teknologi Pertanian PAPUA

Linus Y. Chrystomo, FMIPA Universitas Cenderawasih

Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Cenderawasih

Maklon Warpur, Universitas Cenderawasih

FMIPA Universitas Cenderawasih

References

Agung, I.G.N. 1996. Pigmen pada pengolahan buah dan sayur. Majalah Ilmiah Teknologi Pertanian. 2(1): 57–59.

Apriyantono, A. 2002. Pengaruh pengolahan terhadap nilai gizi dan keamanan pangan. Karumo Women dan Education. Jakarta.

Chrystomo, L.Y., I.M. Budi, and A.K. Karim. 2016. Innovation of model processing of the lokal food sago palm (Metroxylon sagu Rottb.) Proceeding The International Confrence on Bioscience. Udayana University, Bali. page: 203.

Creswell, J.W. 2012. Research design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Terjemahan A. Fawaid. Cetakan II. Edisi Ketiga. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Depdiknas. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Edisi Keempat. Balai Pustaka. Jakarta.

Fransworth, N.R. 1996. Biological and phytochemical screening of plants. J. Pharm. Scie. 55(3): 225-272.

Hairani, M., S. Saloko, dan D. Handito. 2018. Uji antioksidan sosis analog tempe dengan penambahan tepung ubi jalar ungu terhadap penurunan kadar gula darah mencit diabetes. Pro Food, Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan. 4(2): 383-390.

Handayani, H., F.H. Sriherfyna, and Y. Yunianta. 2016. Ekstraksi antioksidan daun sirsak metode ultrasonic bath (kajian rasio bahan pelarut dan lama ekstraksi). Jurnal Pangan Agroindustri. 4(1): 262-272.

Hanin, N.N.F., dan R. Pratiwi. 2017. Kandungan fenolik, flavonoid dan aktivitas antioksidan ekstrak daun paku laut (Acrostichum aureum L.) fertil dan steril. J. Trop. Biodiv. Biotech. 2: 51-56.

Harborne, J.B., dan Kosasih. 2006. Metode fitokimia: Penuntun cara modern menganalisis tumbuhan. Terbitan Kedua. ITB. Bandung.

Husna, N.E., M. Novita, dan S. Rohaya. 2013. Kandungan antosianin dan aktivitas antioksidan ubijalar ungu sgar dan produk olahannya. Jurnal Agritech. 33(3): 296-303.

Indraswari, A. 2008. Optimasi pembuatan ekstrak daun dewandaru (Eugenia iniflora L.) menggunakan metode maserasi dengan parameter kadar total senyawa fenolik dan flavonoid. [Skripsi]. Fakutas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kilunga, A., L.Y. Chrystomo, dan P. Sujarta. 2019. Skrining senyawa kimia dan uji aktivitas sitotoksik ekstrak etanol teripang kridou bintik (Bohadschia argus Jeager) asal Pantai Harlem Kabupaten Jayapura, Papua. Jurnal Biologi Papua. 11(1): 12-17.

Lukman, A.H. 1992. Pengaruh perajangan dan lama pengukusan biji saga pohon (Adenanthera pavonnine L.) terhadap rendemen dan mutu minyak yang dihasilkan pada proses ekstraksi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor.

Manurung, H., W. Kustiawan, I.W. Kusuma, dan Marjenah. 2019. Pengaruh cekaman kekeringan terhadap pertumbuhan dan kadar flavonoid tumbuhan tabat barito (Ficus deltoidea Jack). J. Hort. Indonesia. 10(1): 55-62.

Molyneux, P. 2004. The use of the stable free radical diphenilpicrylhydrazyl (DPPH) for estimating antioxidant. Jurnal Sciences Technology. 26: 211-219.

Novi, K.A., N.S. Aminah, M. Tanjung, and B. Kurniadi. 2008. Buku ajar fitokimia. Cetakan Pertama. Airlangga University Press. Surabaya.

Safari, A., S.D.R.B. Ginting, M. Fadhlillah, S.D. Rachman, N.I. Anggraeni, dan N. Ishmayana. 2019. Ekstraksi dan penentuan aktivitas antioksidan ekstrak ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.). Jurnal Al Kimiya. 6(2): 46-51.

Salim, M., Yahya, H. Sitorus, T. Ni’mah, dan Marini. 2016. Hubungan kandungan hara tanah dengan produksi senyawa metabolit sekunder pada tanaman duku (Lansium domesticum Corr var Duku) dan potensinya sebagai larvasida. Jurnal Vektor Penyakit. 10(1): 11-18.

Samber, L.N., H. Semangun, dan B. Prasetyo. 2014. Ubi jalar ungu papua sebagai sumber antioksidan. Seminar Nasional X Pendidikan Biologi. FKIP, Universitas Negeri Sebelas Maret. Surakarta.

Sarwono, B. 2005. Ubi jalar: Cara budidaya yang tepat, efisien dan ekonomis. Seri Agribisnis. Penebar Swadaya. Jakarta.

Segenil, K., L.Y. Chrystomo, dan M. Warpur. 2017. Pengetahuan tradisional masyarakat Suku Nyalik tentang ubijalar (Ipomoea batatas ( L.) Lam.) di Distrik Silimo, Kabupaten Yahukimo, Papua. Jurnal Biologi Papua. 9(1): 8–13.

Sholehah, F.F. 2017. Perbedaan ketinggian tempat terhadap kandungan flavonoid dan beta karoten buah karika (Carica pubescens) daerah Dieng Wonosobo. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi. Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta. Hal.: B75-B82.

Sukardi, M.P. Hindua, dan Nurhidayat. 2012. Optimasi kandungan oligosakarida pada pembuatan tepung ubi jalar dengan cara fermentasi. Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya. Malang.

Surya, A. 2017. Uji aktivitas antioksidan pada ubi jalar kuning (Ipomea Batatas L.) dengan metode DPPH (1,1-Difenil-2-PikrilHidrazil). J. Analisis Kesehatan. 5(1): 1-9.

Wargiono, J., dan N. Richana. 2002. Pengaruh lama penyimpanan ubijalar varietas lokal cilembu terhadap perubahan kualitas. Dalam Jusuf dkk. (Eds). Teknologi inovatif tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian mendukung ketahanan pangan. Risalah Seminar Hasil Penelitian, 25–26 Juni 2002. Balitkabi. Malang.

Yuliani, F. Rachmadiarti, S.K. Dewi, M.T. Asri, and A. Sugiyanto. 2019. Total phenolic and flavonoid contens of Elephantopus scaber and Ageratum conyzoides (Asrter-aceae) leaves extracts from various altitude habitats. https://www.researchgate.net/publication/ 335524023_Total_phenolic_and_flavonoid_contents_of_Elephantopus_scaber_and_Ageratum_conyzoides_Asteraceae_leaves_extracts_from_various_altitude_habitats.

Zuraida, N., dan Y. Supriati. 2001. Usahatani ubijalar sebagai bahan pangan alternatif dan diversifikasi sumber karbohidrat. Buletin AgroBio. 4(1): 13-23.

Downloads

Published

2020-09-30

Issue

Section

Research Articles